Akhir-akhir ini marak sekali penipuan dengan embel-embel mengatasnamakan "berbisnis", mulai dari koperasi, bisnis mengelem teh, bisnis bagi hasil di investasi online, bisnis multi marketing dan sebagainya. Sebagai orang yang menyukai bisnis saya cukup heran kenapa orang-orang tersebut keji sekali dalam melakukan penipuan. Banyak orang berangggapan kalau kita berbisnis itu semata-mata mencari untung sebesar-besarnya dengan meng-halal-kan berbagai cara. Ini adalah salah besar, sebab bisnis bukanlah alat untuk berbuat kejahatan. Mencari untung dalam bisnis itu wajib, tetapi "dengan meng-halal-kan berbagai cara" itu perlu dikoreksi.
Ketika kita melakukan penipuan dengan embel-embel bisnis secara tidak langsung kita telah menghancurkan piramida bisnis tersebut, padahal bila kita tidak melakukan penipuan bisa saja bisnis itu dapat berkembang suatu saat nanti. Kita ambil contoh di bisnis koperasi, tahukah anda ada berapa bisnis koperasi yang berjalan di negara kita ini? Hampir di setiap kecamatan memiliki kurang lebih 5 koperasi legal yang melayani masyarakat menengah kebawah, dan 2 koperasi yang melayani masyarakat menengah keatas. Ini belum termasuk koperasi-koperasi yang belum mendaftarakan diri secara resmi atau ilegal namun mereka memiliki komitmen untuk menjadi legal dikemudian hari. Bila penipuan itu terus berlanjut kemudian banyak masyarakat mulai tidak melirik jasa koperasi yang ada dan berbondong-bongdong berpindah ke pendanaan bank, berapa kebangkrutan yang akan dihasilkan? Berapa orang yang akan menganggur bila koperasi-koperasi tersebut ditutup? Bagaimana nasib pendanaan masyarakat yang selama ini hanya mengandalkan koperasi dan tidak mampu melakukan pendanaan dengan bank? Hampir 80% lebih nyawa UKM kecil ada di koperasi, jadi apabila koperasi tidak berjalan baik maka usaha kecil yang lain pun akan lenyap. Memprihatikan dan sungguh menyedihkan bukan?
Contoh yang yang lain adalah bisnis multi marketing. Marketing adalah hal dasar dalam mempromosikan usaha anda. Apapun usaha anda, semua itu butuh proses marketing. Bahkan orang yang belum memiliki pasangan hidup saja me-marketingkan diri mereka di media sosial biar cepat laku. Apalagi barang atau jasa? Pengalaman pribadi saya, suatu hari saya mencoba mengajak beberapa anak muda untuk mempromosikan barang dagangan saya. Ketika itu saya menerapkan bonus bagi mereka yang bisa mengajak teman untuk melakukan penjualan yang besar dalam kurun waktu tertentu layaknya multi marketing, yang ketika itu saya memiliki harapan agar proses pengenalan produk saya ke masyarakat bisa lebih cepat. Kemudian salah satu dari mereka bertanya, "apakah ini muti marketing?", kemudian saya balik tanya, "apa yang kamu pikirkan tentang multi marketing?". Kemudian dia pun menjawab "bukankah multi marketing itu penipuan?". Saya pun menjawab "bukan system multi marketingnya yang menipu, tapi orang yang menyalahgunakannya yang menipu". Sesungguhnya saya tidak bermaksud menyalahkan anak-anak muda ini, karena mereka hanya terdoktrin oleh fakta yang ada selama ini bahwa multi marketing itu identik dengan penipuan.
Jadi mulai sekarang STOP PENIPUAN dengan cara apa pun, mari kita membangun bisnis yang bersih. Apabila bisnis dalam negeri kita sehat dan maju, suatu hari kita dapat melakukan ekspansi bisnis ke luar negeri. Dan satu hal yang perlu di ingat, menipu adalah sikap dasar dari sikap koruptor jadi jangan biasakan diri anda tenggelam dalam kejahatan terkejam di dunia KORUPSI.
Fx Ferry - Hobiberbisnis